Minggu, 10 Februari 2008

sebelum hari itu..

sebelum hari itu. jauh sebelum hari itu. satu bulan sebelumnya. saya bertengkar (hebat) dengan kekasihku. emosi memuncak. seperti sebelumnya, kata itu keluar. putus. ia berulang kali mengingatkan, kali ini sekali putus tak ada jalan lain untuk kembali. ya, jawabku. saya siap.
siap itu mungkin berarti : toh, saya akan dijodohkan. dan yang kedua saya memang sudah capek dengan status "unemployment" (sebentar saya bahas) yang ia sanding hampir setahun.
dalam sebulan ini, tak dipungkiri masih saja ada tarik ulur. sms mesra masih kadang-kadang. pernah sehari malah, saya puaskan untuk membelai rambutnya. salah satu kebiasaanku bersamanya. masih sulit rasanya melepas ia. walaupun toh saya yang memutuskannya. melepas kenangan setahun lebih tentu tak mudah.
sampai akhirnya, sehari sebelum hari itu. ia masih dengan prinsipnya. tak akan menjilat kata-kata sendiri.
brengsek.., pikirku!! harga diri saya masih ada, masih besar malah. saya pun bersikeras: menelponnya, memberi perhatiannya bukan berarti saya ingin kembali. gengsi bagiku untuk memintanya kembali.
setelah percakapan itu. dan setelah hari itu. tekadku bulat. wahai para lelaki, khususnya mereka berdua (mantan kekasihku dan lelaki yang dijodohkan denganku), lihat saja nanti. kita lihat siapa yang akan menjilat kata sendiri.

Tidak ada komentar: