Minggu, 10 Februari 2008

LoKer

Iseng-iseng ngeliat loker di salah satu harian ibu kota.
Ah, seandainya..
Dia ambil kesempatan (kerja) yang ditawarinya dari dulu..
Mungkin saya akan berani meminta dia untuk melamar saya..
Uff..

Coffee & Persipura

06 Februari 08.
Sebenarnya sms ini buat dia, tapi urung, keburu gengsi (kebiasaan jelekku..).
Ndak tahankan ndak smski ..(terakhirmi ini hari).. 2 things i remember u, coffee n persipura....

coffee.., favorit kita berdua. kita kebanyakan nongkrongnya di warung kopi. bukan di mall, ato di kampus. tapi di warung kopi. sekarang saya (terpaksa) minum kopi sendirian. jauh dari makassar. hanya ditemani sofa dan tv. sekarang lagi ada siaran semifinal sepakbola, psms vs persipura.
yang bikin inget dia lagi, komentatornya orang papua. jadi inget, dia biasa nge-jayus pake logat papua.
uhh.,.kangeenn..@!!

make over

make over. itu kata pertama yang terlintas di pikiranku, saat ku reka-reka apa nantinya judul blogku ini. saya hanya ingin berubah. lebih baik tentunya. setelah dua kejadian berturut-turut (hanya beda beberapa jam saja) yang membuat saya sakit hati.
perubahan itu bukan cuma fisik saja, namun juga batin saya. ingin lebih dekat kepada-Nya. ada hikmahnya juga kejadian ini, semakin mengingat bahwa : manusia hanya bisa berencana, namun toh Tuhan pun yang menentukan jalannya. dulunya, saya hanya bisa mengkhayal menikmati hidup bersama dengan kekasihku (yang sekarang mantanku). tapi, semenjak cerita perjodohan itu, rencana pun berubah. saya mulai mengkhayalkan mengarungi jalan cerita baru dengan lelaki itu. tapi ternyata, Tuhan berkehendak lain. saya tak tahu sekarang harus mengkhayal apa, dengan siapa, bagaimana nantinya jalan hidupku. sekarang, semua sudah kupasrahkan.
tapi, sakit hatiku belum pulih. make over. make over. kata-kata itu semakin jelas berseliweran di kepalaku. mungkin hal pertama yang ingin kurubah, adalah fisikku. mungkin saya dulu tak terlalu mencintai diriku. dandan seadanya, makan sepuasnya. ya, mungkin kali ini, saya akan lebih tampil girlie n berusaha untuk diet. walaupun tidak merubah citra diriku sendiri. mudah-mudahan semangatku untuk berubah tak seperti api lilin. cepat padam. toh, sampai kini, saya akan tetap bertekad, kita lihat siapa yang akan menjilat akta-katanya sendiri.

sebelum hari itu..

sebelum hari itu. jauh sebelum hari itu. satu bulan sebelumnya. saya bertengkar (hebat) dengan kekasihku. emosi memuncak. seperti sebelumnya, kata itu keluar. putus. ia berulang kali mengingatkan, kali ini sekali putus tak ada jalan lain untuk kembali. ya, jawabku. saya siap.
siap itu mungkin berarti : toh, saya akan dijodohkan. dan yang kedua saya memang sudah capek dengan status "unemployment" (sebentar saya bahas) yang ia sanding hampir setahun.
dalam sebulan ini, tak dipungkiri masih saja ada tarik ulur. sms mesra masih kadang-kadang. pernah sehari malah, saya puaskan untuk membelai rambutnya. salah satu kebiasaanku bersamanya. masih sulit rasanya melepas ia. walaupun toh saya yang memutuskannya. melepas kenangan setahun lebih tentu tak mudah.
sampai akhirnya, sehari sebelum hari itu. ia masih dengan prinsipnya. tak akan menjilat kata-kata sendiri.
brengsek.., pikirku!! harga diri saya masih ada, masih besar malah. saya pun bersikeras: menelponnya, memberi perhatiannya bukan berarti saya ingin kembali. gengsi bagiku untuk memintanya kembali.
setelah percakapan itu. dan setelah hari itu. tekadku bulat. wahai para lelaki, khususnya mereka berdua (mantan kekasihku dan lelaki yang dijodohkan denganku), lihat saja nanti. kita lihat siapa yang akan menjilat kata sendiri.

sakit hati..

Teleponku berdering. Ah, dari tanteku. Ada kabar apa lagi, pikirku.
"Nak, bagaimana kabarmu?"
"Baik, tante"
"Nih, tante mau kabarkan sama kamu. ....,", dan bla bla.
Ia kemudian bercerita soal kabar yang tak membuatku nyaman hingga kini.
Perjodohan itu tak jadi.
Pihak laki-laki menolak.
Dan, (entah tanpa ada rasa bersalah atau tidak), ia kemudian bertanya,
"Nak, kalau sama ...., ada jalan ndak?"
Ia menyebutkan satu nama. Nama itu tidak asing bagiku.
"Ah, tidak tante, jangan sama dia,"
Tentu saja aku menolak. Cowok itu sudah kuanggap abangku sendiri. Dan kini aku diperjodohkan dengannya. Tanpa tedeng aling-aling, TIDAK!!